S eban yak 62 siswa SMA dan SMK seGerbangkertasusila yang terbagi dalam 31 tim, Sabtu (20/12) bersaing dalam kompetisi membuat menara dari stik es krim yang bertajuk Tower Construction Competition (TCC) 2008. Kegiatan yang dihelat di Kampus Manyar ITS ini diselenggarakan oleh BEM DIII Teknik Sipil ITS. Keluar sebagai juara adalah SMAN 3 Lamongan yang membuat tower dengan ketahanan memikul beban seberat 293,617 kilogram, memecahkan rekor beban tower tahun lalu. | |
DIII Teknik Sipil, ITS Online - Tower Construction Competition (TCC) 2008 merupakan lomba membuat menara dari stik es krim, dengan ketentuan tinggi menara 1 meter dan luas alas 20cm x 20cm. Dalam kompetisi ini, tidak hanya kekuatan menara saja yang dinilai, tetapi juga estetika dan efisiensi bahan. Menurut wakil ketua panitia Tri Susanto, tujuan dari kompetisi adalah untuk mengenalkan dunia teknik sipil di kalangan pelajar, terutama dalam konstruksi menara. “Dari kompetisi ini diharapkan pengetahuan para pelajar tentang dunia teknik sipil semakin bertambah,” lanjut Tri Susanto. Sejak pagi para peserta sudah memadati ruang auditorium DIII Teknik Sipil ITS, untuk registrasi dan checking perlengkapan yang di pakai dalam lomba, seperti bor, hair drayer, dan berbagai perlengkapan lainnya. Kemudian para peserta yang terdiri dari 23 SMA dan 8 SMK ini dibagi dalam 4 ruang. Waktu yang diberikan untuk menyelesaikan menara yang mereka buat dari stik es krim tersebut adalah 6 jam. Anang, salah seorang peserta dari SMAN 1 Driyorejo mengaku kesulitan dalam pembuatan konstruksi menara ini. “Stik es krim yang saya gunakan tidak cukup, karena saya terlalu fokus pada pondasi, sehingga rangkanya saya lupakan,” sesal Anang. Pada saat pengujian Beban yang dapat di tahan menara, tim dari SMAN 3 lamongan berhasil membuat Juri, panitia, dan penonton takjub dan terpukau. Betapa tidak, konstruksi menara yang mereka buat berhasil menahan beban hingga 293,617 kg, itu sekaligus memecahkan rekor beban tower tahun lalu yang hanya mencapai 250 kg. Sofi, salah satu anggota tim dari SMAN 3 Lamongan mengatakan bahwa rahasia kekuatan konstruksi menara mereka terletak pada stik es krim yang di pasang menyilang pada pilar-pilarnya. “Yang mengajari teknik ini adalah ayah saya, beliau seorang montir," terang Sofi. Ir Ismail Sa’ud, selaku dosen DIII Teknik Sipil ITS benar-benar puas dengan penyelenggaraan kompetisi ini, terutama dari sisi peserta. “Para peserta tahun ini cukup kompeten dan menguasai bidang konstruksi, apa lagi sebagian besar peserta tahun ini kebanyakan berasal dari SMA,” kata Kepala Bagian Kemahasiswaan DIII Teknik SipilITS ini. “Selain itu peserta tahun ini tidak hanya mementingkan kekuatan dari bangunan, tapi juga estetika dari bangunan, hal ini penting untuk merubah image dari dunia teknik sipil yang cenderung kaku,” lanjut bapak Ir. Ismail. Ananto Sandy, President BEM DIII Teknik Sipil ITS juga berpendapat sama, “secara keseluruhan penyelenggaraan kompetisi ini berjalan baik. Saya harapkan dari sini terjadi sinkronisasi antara mahasiswa baru dengan mahasiswa lama, karena sebentar lagi kita akan menghadapi event yang lebih besar lagi, yaitu Bridge Construction Competition (BCC) 2009.” Terang alumnus SMAN 16 Surabaya ini. Pemenang pertama berhak mendapatkan sebauh trophy dan hadiah sebesar satu juta rupiah. Adapun pemenang kedua dan ketiga berturut-turut dari SMAK 45 Surabaya dan SMKN 5 Surabaya berhak atas trophy dan uang senilai 750 ribu dan 500 ribu rupiah. (nay/mtb) |
Thursday, January 22, 2009
TCC 2008, Rekor Tahun Lalu Pecah
Label:
Lain Lain
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment
Jika Anda belum memiliki account,pilih "Name/URL" pada "comment as" kemudian tuliskan nama pada kolom "name" dengan Format:
[nama_pekerjaaan/profesi]
contoh
[dedy_cs ui]
[dinda_kelas12]